Meskipun terkenal dengan kemewahan dan eksklusivitasnya, beberapa brand mewah pernah mengalami kebangkrutan atau berada di ambang kehancuran. Kebangkrutan pada brand-brand ini sering kali terjadi akibat kesalahan manajemen, perubahan tren, atau tantangan ekonomi. Meski begitu, beberapa brand berhasil bangkit dan kembali berjaya, sementara yang lain gagal bertahan. Berikut adalah beberapa brand mewah yang pernah mengalami kebangkrutan atau kesulitan finansial yang serius.
- Christian Lacroix
Christian Lacroix adalah nama besar dalam dunia haute couture yang dikenal karena desain mewahnya yang berani dan penuh warna. Didirikan pada tahun 1987 oleh desainer asal Prancis, Christian Lacroix, brand ini sempat menjadi favorit di dunia mode. Namun, pada 2009, brand ini mengalami kebangkrutan setelah bertahun-tahun merugi karena penjualan yang tidak stabil dan biaya produksi yang tinggi. Meskipun Lacroix terkenal karena koleksi haute couture-nya yang spektakuler, tingginya biaya produksi tidak sebanding dengan pendapatan. Pada akhirnya, brand ini berhenti memproduksi koleksi haute couture dan hanya fokus pada lisensi parfum dan aksesori.
- Escada
Escada adalah brand mewah asal Jerman yang terkenal dengan pakaian wanita mewah yang elegan dan glamor. Namun, brand ini menghadapi masalah finansial serius pada 2009 dan mengajukan kebangkrutan. Kesulitan ini disebabkan oleh strategi ekspansi yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk mengikuti tren mode yang berubah cepat. Akibatnya, Escada kehilangan daya tarik di pasar mewah. Meskipun demikian, brand ini berhasil bangkit setelah diakuisisi oleh Megha Mittal, yang berusaha untuk mengembalikan reputasi Escada di industri mode.
- Barneys New York
Barneys New York adalah department store mewah yang terkenal di Amerika Serikat. Didirikan pada 1923, Barneys menjadi salah satu ikon mode dengan menyediakan produk dari brand-brand mewah internasional. Namun, pada 2019, Barneys mengajukan kebangkrutan setelah menghadapi masalah keuangan yang serius, termasuk kenaikan sewa yang signifikan di beberapa lokasi utamanya. Perubahan kebiasaan konsumen yang lebih memilih belanja online juga berkontribusi terhadap kejatuhan Barneys. Akhirnya, Barneys dijual kepada Authentic Brands Group yang mengubah konsep bisnisnya dan menutup beberapa lokasi ikoniknya.
- Roberto Cavalli
Roberto Cavalli, brand asal Italia yang dikenal dengan gaya eksotis dan cetakan animal print yang mewah, juga pernah menghadapi krisis keuangan. Pada 2015, brand ini mengajukan kebangkrutan setelah merugi akibat ekspansi yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan pasar yang berubah. Meski begitu, setelah melalui restrukturisasi dan kepemimpinan baru, Roberto Cavalli berhasil bertahan dan berusaha mengembalikan posisinya di dunia mode.
- John Galliano
John Galliano adalah nama terkenal di dunia mode yang mendirikan brand sendiri pada 1988. Meski dikenal dengan karya haute couture yang artistik, brand ini menghadapi masalah keuangan serius dan akhirnya bangkrut pada 2010. Namun, Galliano tetap dihormati di dunia mode dan kini bekerja sebagai direktur kreatif di Maison Margiela.
Kesimpulan
Kebangkrutan brand mewah membuktikan bahwa bahkan nama besar tidak kebal terhadap tantangan bisnis. Beberapa di antaranya berhasil bangkit setelah melalui restrukturisasi, sementara yang lain tidak dapat bertahan. Kisah-kisah ini menjadi pelajaran penting bahwa manajemen yang baik, inovasi, dan adaptasi terhadap pasar adalah kunci agar brand mewah dapat bertahan dan terus relevan.